Ramas

Minggu, 21 Juni 2009

DAMPAK PEMBELAJARAN PENDIDIKAN TINGGI JARAK JAUH (PTJJ)

EVALUASI HASIL BELAJAR DI UNIVERSITAS TERBUKA


A. PERAN EVALUASI HASIL BELAJAR DI DALAM SISTEM PTJJ

Sistem PTJJ mempunyai aktivitas utama yang sama dengan sistem pendidikan tatap muka, yaitu terdiri aktivitas mengajar dan aktivitas belajar (Belawati, 2000). Perbedaan terletak pada pelaksanaannya dimana pada sistem PTJJ pelaksanaan kegiatan mengajar dan belajar dilakukan secara terpisah.

Ciri khas sistem PTJJ yang diselenggarakan Universitas Terbuka (UT) adalah minimnya interaksi antara mahasiswa dengan dosen. Artinya kegiatan belajar mengajar dilakukan mahasiswa secara mandiri.

Evaluasi belajar dalam sistem PTJJ merupakan komponen yang paling penting dalam menilai keberhasilan belajar mahasiswanya. Tanpa ujian, keberhasilan belajar mahasiswanya akan sulit untuk diketahui. Di samping itu, keberhasilan belajar mahasiswa dalam system PTJJ mencerminkan kualitas program belajar yang dirancang dan dituangkan dalam bentuk kurikulum dan bahan ajar.

Kualitas ujian yang diselenggarakan sangat menentukan penilaian tentang keberhasilan mahasiswa dan kualitas bahan ajar karena bahan ajar disusun berdasarkan materi bahan ajar. Bila bahan ajarnya kurang atau tidak bermutu, baik dari segi substansi maupun keterbacaannya, tentu akan memperngaruhi kualitas bahan ujian (tes) yang dibuat. Dengan demikian hasil ujian kurang dapat mencerminkan keberhasilan siswa dan sebaliknya. Di samping kondisi psikologis maupun kondisi eksternal yang mempengaruhi proses belajar mahasiswa, kemampuan serta persiapan belajar mereka sendiri, paling tidak kualitas bahan ajar dan ujian (tes) yang baik merupakan syarat mutlak yang harus dimiliki oleh institusi PTJJ.


B. JENIS-JENIS EVALUASI HASIL BELAJAR

1. Evaluasi Formatif

Evaluasi formatif atau tes formatif dilaksanakan dengan tujuan untuk mengembangkan langkah-langkah perbaikan, bukan hanya untuk membuktikan keberhasilan atau kegagalan belajar mahasiswa. Tes ini bertujuan untuk memperoleh umpan balik terhadap keberhasilan mahasiswa selama proses pembelajaran berlangsung dan dilakukan pada berbagai titik saat proses pembelajaran berlangsung, misal pada setiap akhir unit pelajaran. Hasil tes digunakan untuk memperbaiki proses belajar mengajar. Pada setiap akhir kegiatan belajar, mahasiswa diminta mengerjakan tes formatif yang materinya dikembangkan berdasarkan pengetahuan atau keterampilan yang telah dibahas pada kegiatan sebelumya. Mahasiswa lalu mencocokkan jawaban dengan kunci dan penjelasan jawaban yang diberikan di bagian akhir modul untuk meyakinkan jawaban yang benar dan mengoreksi jawaban yang salah. Dengan mengerjakan tes formatif, mahasiswa dapat mengeahui kemampuan belajarnya sendiri sekaligus mengidentifikasi kesulitan-kesulitan belajar yang ditemuinya dalam proses belajar.

2. Evaluasi Sumatif

Evaluasi sumatif dilakukan pada akhir proses pembelajaran. Evaluasi sumatif diberikan untuk mengetahui apakah mahasiswa telah mencapai hasil belajar yang diharapkan sesuai ketentuan pada tujuan pembelajaran.

Di UT, tes sumatif diberikan dalam bentuk Tugas Mandiri (TM), Ujian Akhir Semester (UAS), Tugas tutorial, ujian praktek (termasuk pembuatan laporan) dan Ujian Komprehensif Tertulis (UKT).

Ø Tugas Mandiri (TM)

TM setara dengan Ujian Tengah Semester (UTS). Nilai TM menyumbang sebesar 20% terhadap nilai mata kuliah. Dengan mengerjakan TM, dapat diduga bahwa mahasiswa diharapkan telah mempelajari mata kuliah sejak awal registrasi. TM dapat berbentuk tes objektif atau uraian. Lembar jawaban TM yang berbentuk pbjektif dikirim mahasiswa ke UPBJJ untuk dinilai, lalu UPBJJ mengirim nilai mahsiswa ke UT pusat untuk digunakan dalam proses penilaian mata kuliah. TM yang berbentuk uraian ada yang dinilai UPBJJ tapi ada juga yang dinilai oleh fakultas. Umumnya TM uraia diberikan jika UASnya juga uraian. Nilai TM tidak diinformasikan pada mahasiswa melalui daftar nilai tapi mahasiswa mengetahuinya dari UPBJJ atau di pusat pengujian UT pusat.

Ø Tugas Akhir Semester (UAS)

Materi untuk UAS adalah semua materi bahan ajar dengan proporsi keterwakilan materi substansi yang telah dipertimbangkan oleh penulis soal dari staf akademik UT maupun sumber luar dari dosen PT lain. UAS dapat menjadi satu-satunya alat ukur keberhasilan belajar jika mahasiswa tidak mengirimkan lembar jawaban TM atau nilai TM lebih rendah dari UAS.

Ø Tugas Tutorial

Di institusi PTJJ besar seperti United Kingdom of Open University (UKOU) di Inggris atau Open Learning Agency di Kanada, kegiatan tutorial dapat dilakukan dengan konferensi tele sehingga mahasiswa tidak perlu bertemu secara fisik denagn dosen tapi cukup melalui telepon atau televisi secara berkelompok. Dalam hal ini yang penting bukan kegiatan tutorialnya tapi tugas tutor dalam membimbing mahasiswanya.

Hampir di setiap kota UPJJ UT saat ini telah dilaksanakan Tutorial Tatap Muka Rancangan Khusus (TTMRK). UT juga memberikan kesempatan pada mahasiswa untuk mengikuti tutorial elektronik (Tutel). Dalam tutorial akan ada tugas yang dari tutor. Nilai tugas akan memberi kontribusi terhadap nilai UAS.

Ø Ujian Praktik

Kegiatan praktik dilakukan untuk beberapa program studi di UT, misal berupa praktikum, praktik olahraga, perencanaan pembelajaran, atau prakttik pembelajaran. Praktik diberikan tidak hanya untuk menuntut pengetahuan kognitif dari mahasiswanya tapi juga menuntut pengetahuan keterampilan mahasiswanya. Ujian dilaksanakan diluar waktu UAS dan dinilai oleh tim penilai sepengetahuan oleh UPBJJ-UT.

Ø Ujian Komprehensif Tertulis

UKT adalah ujian akhir program studi s1. Mahasiswa yang belum lulus UKT belum dapat dinyatakan lulus program studi UT meski jumlah SKS sudah melebihi syarat kelulusan dan IPK cukup tinggi.

C. PENGEMBANGAN ALAT EVALUASI HASIL BELAJAR

Agar dapat mengukur hasi belajar bagi mahasiswa akurat, alat ukur yang digunakan dikembangkan melalui pengembangan soal ujia yang berkualitas, yaitu dengan melakukan penganalisisan kompetensi, pengembagan kisi-kisi, dan pengembangan soal yang benar.

1. Analisis Kompetensi

Analisis kompetensi merupakan kegiatan menentukan kemampuan atau keterampilan (kompetensi) yang diharapkan akan dicapai mahasiswa yang menempuh suatu program atau mata kuliah.

2. Pengembangan Kisi-Kisi

a. Pengambilan Sampel dan Pemilihan Butir Soal

Tes hasil belajar harus disusun atas butir-butir soal yang mewakili materi pelajaran yang diujikan. Pemilihan butir soal harus dilakukan atas pertimbangan pentingnya konsep, dalil, atau teori dalam bidang studi yang bersangkutan.

b. Tipe Tes yang Digunakan

Ada tiga tipe soal yang digunakan untuk proses berpikir yaitu uraian, objektif, dan lisan. Dalam perkuliahan program bahasa ada tipe speaking (untuk bahasa Inggris) dan berbicara (untuk bahasa Indonesia). Dalam matakuliah yang membutuhkan perhitungan matematika dan satistika misalnya ada tipe soal problem matematik.

c. Jenjang Kemampuan yang Diuji

Tujuan pembelajaran yang perlu diujikan terkait erat dengan jenjang kemampuan yang akan diukur. Dalam dunia pendidikan ada 6 tingkatan kemampuan dalam proses berpikir yang dikemukakan oleh Benjamin Bloom tahun 1956 yaitu pengetahuan (C1), pemahaman(C2), aplikasi(C3), analisis(C4), sintesis(C5), dan evaluasi(C6).

d. Format Butir Soal

1) Tujuan tes

Bila yang diukur adalah kemampuan mahasiswa dalam mengingat suatu fakta (apa, siapa, dimana) maka bentuk tes yang sesuai adalah tes objektif.

Bila yang diukur adalah kemampuan mahasiswa dalam mengajukan pendapat maka bentuk tes yang sesuai adalah tes uraian.

2) Waktu yang tersedia

Waktu untuk mengembangkan tes objektif lebih lama daripada tes uraian.

Waktu untuk memeriksa lembar jawaban objektif jauh lebih singkat daripada lembar jawaban uraian.

3) Jumlah peserta ujian

Bila jumlah peserta sedikit dan soal ujian tidak akan digunakan lagi, tes uraian akan lebih efektif.

Bila jumlah peserta banyak dan soal ujian akan digunakan lagi untuk menguji kelompok yang lain maka gunakan tes objektif.

4) Sarana fisik untuk keperluan penggandaan naskah ujian dan pemeriksaan lembar jawaban ujian

Penggandaan naskah tes objektif lebih mahal daripada tes uraian.

Pemeriksaan lembar jawaban tes objektif dalam jumlah bear membutuhkan alat computer dan mesin pembaca jawaban ujian.

5) Keterampilan dosen

Ada dosen yang lebih terampil mengembangkan tes uraian termasuk penskorannya.

Ada dosen yang lebih terampil dalam mengembangkan tes objektif.

e. Jumlah Butir Soal

Tidak ada ketentuan yang pasti mengenai jumlah butir soal dalam sebuah tes. Jumlah butir soal keseluruhan tergantung pada tipe soal (uraian atau objektif), tingkat keterwakilan materi mata kuliah, tingkat kesulitan mata kuliah dan waktu ujian yang tersedia.

f. Distribusi Tingkat Kesukaran

Penyusunan tes biasanya berpendapat bahwa tes yang baik adalah tes yang tingkat kesukarannya sedang (0,50) yaitu terdiri atas soal-soal yang mudah (25%), sedang (50%) dan sulit (25%). Tes seperti ini diharapkan dapt membedakan mahasiswa yang mampu dengan mahasiswa yang kurang mampu.

3. Pengembangan Soal

Pengembangan soal dilakukan atas dua kegiatan yaitu penulisan soal dan penelaahan soal. Soal yang baik adalah soal yang ditulis sesuai kisi-kisi dan mengikuti rambu-rambu peulisan soal sehingga dapat membedakan mahasiswa yang telah mencapai tujuan pembelajaran dengan yang belum.

D. PELAKSANAAN UJIAN

1. Ujian tulis

Agar tes dapat diselenggarakan secara massal dan diberi skor secara objektif, para pengembang tes banyak yang memilih menggunakan tes objektif.

2. Ujian berbantuan computer (Computer Based Testing/CBT)

CBT ada dua macam : linier test (tes linier) dan adaptive tes (tes adaptif). Tes linier terdiri dari seperangkat soal dari yang termudah sampai yang tersukar tanpa memperhatikan kemampuan peserta tes. Tes adaptif adalah tes computer yang mampu memberikan sooal-soal yan disesuaikan dengan tingkat kemampuan peserta tes.

3. Pelaksanaan ujian di UT

Pelaksanaan ujian di UT sampai saat ini masih dilakukan dengan cara ujian tulis (kecuali untuk amta kuliah Speaking dan Berbicara). Dilokasi yang telah ditentukan secara tatap muka. Jadi semua mahasiswa harus mengikuti jadual ujian yang sama dan semua peserta ujian diberikan soal yang sama tanpa memperhatikan tingkat kemampuan mereka secara serentak pada waktu yang sama.

E. PENILAIAN DAN PELAPORAN

Fungsi penilaian pada dasarnya ada tiga, mengukur keberhasilan belajar, mengevaluasi keefektifan mengajar dosen dan member umpan balik pad mahasiswa

Sistem penilaian pada dasarnya dalah suatu cara untuk mengkomunikakan hasil pengukuran hasil belajar mahasiswa. Nilai yang diberikan mempunyai arti yang sama bagi semua pihak yang menggunakannya. Untuk itu pihak yang berkepentingan harus mengetahui pendekatan-pendekan yang digunakan dosen dalam melakukan penilaian.

1. Pendekatan penilaian

Ada dua pendekatan yang dapat digunakan untuk melakukan penilaian terhadap hasil belajar mahasiswa yaitu pendekatan Penilaian Acuan Norma (PAN) pendekatan Penilaian Acuan Patokan (PAP). Pada dasarnya UT menggunakan acuan PAP untuk menilai hasil belajar mahasiswa. Hal ini disebabkan UT menerapkan system pendidikan jarak jauh, yang menunttut mahasiswa untuk belajar tuntas dengan menggunakan modul.

2. Proses penilaian

a. Proses penilaian di UT

Penilaian untuk ujian objektif dilakukan secara komputerisasi. LJU mahasiswa diproses menggunakan mesin scanner kemudian dilakukan proses penilaian terhadap hasil proses scanning. Untuk ujian uraian, pemberian skor dilakukan oelh syaf akademik fakultas dan diketik oleh pusat pengujian. Laporan hasil ketik ini diperiksa lagi oleh fakultas untuk keperluan verifikasi nilai. Setelah proses penilaian, sebaran nilai huruf dicetak dalam beberapa kategori kelulusan yang disebut laporan pragade. Selanjutnya melakukan grading atau proses penilaian berdasarkan kategori kelulusan yang ditentukan fakultas UT. Pada proses grading dilakukan juga penggabungan nilai TM/praktik/praktikum/tutorial dan nilai UAS untuk penetuan nilai akhir mata kuliah.

b. Analisis soal

Prosedur analisis soal memberikan informasi tentang tingkat kesulitan soal, daya beda soal, dan efektivitas alternative jawaban setiap butir soal.

Manfaat analisis butir soal:

1. Analisis butir soal dapat memberikan informasi sebagai bahan diskusi di kelas, misalnya dosen dapat mmembahas lagi soal-soal yang sukar secara lebih mendalam.

2. Analisis butir soal memberikan data yang dapat membantu mahasiswa meningkatkan kemampuan belajarnya.

3. Analisis butir soal memberikan pengalaman dan pelajaran bagi dosen agar dapat mengembangkan tes yang lebih baik pada masa yang akan datang.

Tingkat kesukaran butir soal biasa dinyatakan dengan lambang p. semakin besar nilai p, butir soal dianggap semakin mudah dan sebaliknya.nilai berkisar antara 0,0 sampai 1,0. Nilai p = 1,0 menandakan bahwa semua peserta tes dapat menjawab butir soal yang bersangkutan dengan benar. Nilai p = 0 menunjukkan bahwa tidak seorangpun peserta tes yang dapat menjawab butir soal dengan benar.

Daya beda soal diberi lambang D. Nilai D berkisar antara -1,0 sampai dengan +1,0. Jika D = +1,0 menunjukkan bahwa semua kelompok atas menjawab benar butir soal yang terkait. Nilai D = -1,0 berarti semua kelompok bawah menjawab salah butir soal terkait. Nilai D = 0, berarti jumlah mahasiswa dari kelompok atas maupun dari kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar sama jumlahnya, atau semua mahasiswa menjawab salah.

F. PENUTUP

Evaluasi Hasil Belajar ( EHB) mempunyai peran yang sangat penting dalam system ( PTJJ). Seringkali EHB merupakan satunya satunya tolak ukur yang dapat digunakan untuk memperoleh gambaran tentang keberhasilan belajar mahasiswa pada system pendidikan ini. Oleh karena itu , penyusunan alat EHB harus direncanakan secara matang berdasarkan kisi-kisi tes dan dikembangkan dengan mengacu pada rambu-rambu penulisan soal yang baik.

Selain evaluasi sumatif yang bertujuan untuk mengukur keberhasilan belajar mahasiswa, evaluasi formatif merupakan suatu hal yang mutlak harus diberikan kepada mahasiswa untuk mengarahkan belajar mereka. Pada sistem pendidikan ini, tes online tampaknya merupakan suatu keharusan agar institusi PTJJ dapat memberikan layanan ujian secara individual dan sekaligus melaksanakan tes yang tidak seragam dilokasi ujian yang berbeda. Penilaian yang dilakukan harus dapat segera diketahui mehasiswa dengan cepat melalui berbagai media.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar